Trump Cabut Status Hukum 532 Ribu Imigran, Harus Angkat Kaki dari AS

Pada akhir 2017, Presiden Donald Trump membuat keputusan LINK TRISULA88 kontroversial yang memengaruhi ratusan ribu imigran di Amerika Serikat. Ia mengakhiri perlindungan hukum bagi lebih dari 532.000 imigran yang sebelumnya berada di bawah program Temporary Protected Status (TPS). Keputusan ini mengguncang kehidupan banyak orang yang telah lama tinggal di AS, membangun keluarga, dan berkontribusi dalam masyarakat. Selain berdampak langsung pada para imigran, kebijakan ini juga menimbulkan konsekuensi ekonomi dan sosial jangka panjang di AS.

Apa Itu Temporary Protected Status (TPS)?

TPS merupakan program yang melindungi warga dari negara-negara yang sedang dilanda konflik bersenjata, bencana alam, atau krisis kemanusiaan. Imigran dari negara-negara tersebut diberikan izin tinggal dan bekerja secara legal di AS untuk jangka waktu tertentu. Pemerintah biasanya memperpanjang status ini berdasarkan kondisi terbaru di negara asal mereka.

Namun, di bawah kepemimpinan Trump, pemerintah mulai mencabut status TPS untuk negara-negara seperti El Salvador, Haiti, Honduras, dan Nepal. Akibatnya, lebih dari setengah juta imigran menghadapi risiko deportasi, meskipun banyak dari mereka telah tinggal di AS selama bertahun-tahun dan memiliki keluarga di sana.

Alasan Pemerintah Trump

Trump berpendapat bahwa TPS terlalu lama diberlakukan dan tidak seharusnya berubah menjadi jalur izin tinggal permanen. Ia menilai bahwa kondisi darurat di negara-negara tersebut telah membaik. Misalnya, pemerintah menyatakan bahwa El Salvador cukup stabil untuk memungkinkan warganya kembali dengan aman. Karena itu, menurut Trump, tidak ada lagi alasan untuk memperpanjang status hukum para imigran tersebut.

Namun, kebijakan ini memicu banyak kritik. Aktivis hak asasi manusia dan sejumlah anggota parlemen menyebut keputusan itu tidak manusiawi. Mereka menganggapnya sebagai bentuk pelepasan tanggung jawab terhadap komitmen perlindungan kemanusiaan. Banyak yang menekankan bahwa para imigran tersebut berpotensi kembali ke negara yang masih dilanda kekerasan, kemiskinan, atau bencana alam.

Dampak Sosial dan Ekonomi

Penghapusan TPS menimbulkan ketidakpastian besar bagi para penerimanya. Mereka bisa kehilangan pekerjaan, akses layanan kesehatan, dan kestabilan hidup yang telah mereka bangun di AS. Beberapa dari mereka bahkan memiliki anak yang lahir di AS dan berstatus sebagai warga negara.

Secara ekonomi, kebijakan ini dapat berdampak luas. Data dari Center for American Progress menunjukkan bahwa para penerima TPS menyumbang lebih dari \$4,6 miliar per tahun melalui pajak penghasilan dan kontribusi lainnya. Jika mereka dipaksa keluar dari pasar kerja, dampaknya bisa terasa di berbagai sektor lokal maupun nasional.

Dari sisi sosial, risiko perpecahan keluarga menjadi sangat nyata. Banyak imigran TPS memiliki anak-anak yang tidak pernah mengenal negara asal orang tuanya. Jika orang tua mereka dideportasi, keluarga harus memilih antara pergi bersama atau berpisah.

Reaksi dan Upaya Hukum

Keputusan ini memicu gelombang protes. Organisasi HAM, pengacara, dan pejabat pemerintah daerah mengajukan gugatan hukum untuk menghentikan kebijakan tersebut. Beberapa pengadilan sempat menunda penerapannya, namun proses hukum masih berlangsung.

Sebagian imigran berusaha mencari alternatif status hukum, meskipun peluang tersebut sangat terbatas. Banyak dari mereka tetap bersiap menghadapi kemungkinan terburuk: meninggalkan negara yang telah mereka anggap sebagai rumah.

Kesimpulan

Langkah Trump untuk mengakhiri perlindungan TPS mencerminkan ketegangan yang terus berlangsung dalam kebijakan imigrasi AS. Pemerintah beralasan ingin menghentikan imigrasi yang tidak terkendali. Namun, keputusan ini membawa konsekuensi besar bagi ratusan ribu individu dan keluarga. Sementara proses hukum terus bergulir, masa depan para imigran TPS tetap diliputi ketidakpastian.

By admin